Recap CBT: Berdaya Communication #2
A Guide to Effective Academic Writing
Pada 16 Februari 2025, CBT Berdaya Communication #2 dengan tema A Guide to Effective Academic Writing digelar untuk membekali awardee DJITU dan BESTARI tahun 2024 dengan keterampilan menulis akademik yang lebih efektif. Dalam pelatihan ini, Kak Louise Shania Sabela, pendiri WriteYuk!, hadir sebagai narasumber dan berbagi wawasan seputar teknik penulisan yang baik.
Sebagai mahasiswa dengan berbagai prestasi dalam bidang penulisan akademik, Kak Louise memiliki pengalaman luas di dunia riset dan penulisan ilmiah. Melalui WriteYuk!, ia aktif membimbing banyak individu dalam mengembangkan keterampilan menulis, baik dalam ranah akademik maupun populer. Dalam sesi ini, para awardee mendapatkan berbagai tips dan strategi agar dapat menghasilkan tulisan yang lebih terstruktur, jelas, dan berbobot.
Academic writing adalah jenis tulisan yang bertujuan untuk menyampaikan ide, informasi, dan penelitian kepada komunitas akademik. Terdapat berbagai bentuk academic writing, seperti esai, deskriptif, ekspositori, hingga argumentatif. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mulai menulis dalam ranah akademik.
Tentukan topik: Mulai dari cakupan luas, lalu persempit.
Buat judul yang jelas: Harus mengandung masalah atau pertanyaan.
Susun outline: Buat poin-poin utama sebelum mulai menulis.
Tulis bagian per bagian: Mulai dari pendahuluan, pembahasan, hingga kesimpulan.
Buat abstrak (opsional): Bisa dibuat di awal atau akhir.
Cantumkan daftar pustaka dan *footnote*: Gunakan format yang sesuai, seperti APA atau Chicago Style.
Pastikan format rapi: Atur *margin*, *font*, dan spasi sesuai ketentuan.
Untuk menemukan ide tulisan yang kuat, SahabatKK bisa mencari inspirasi dari berbagai sumber. Salah satunya adalah lingkungan sekitar, seperti kehidupan keluarga dalam budaya tertentu yang bisa menjadi bahan eksplorasi menarik. Selain itu, isu yang sedang tren di masyarakat juga dapat menjadi topik yang relevan. Tak kalah penting, literatur dan teori akademik juga bisa menjadi landasan yang kuat dalam menulis.
Dalam dunia akademik, esai dan Karya Tulis Ilmiah (KTI) memiliki beberapa perbedaan mendasar. Esai umumnya lebih pendek, dengan panjang sekitar 500-2.000 kata, tidak wajib memiliki subbab, dan bahasanya bisa lebih fleksibel meskipun tetap formal. Sementara itu, KTI memiliki struktur yang lebih kompleks dengan bab dan subbab yang jelas, menggunakan bahasa ilmiah yang lebih ketat, serta memiliki panjang lebih dari 2.000 kata. Perbedaan ini perlu diperhatikan agar SahabatKK bisa memilih format tulisan yang sesuai dengan kebutuhan akademik atau kompetisi yang diikuti.
Dalam menulis esai, terdapat struktur ideal yang bisa SahabatKK gunakan.
Pendahuluan: Gambaran umum, tujuan, dan urgensi topik.
Pembahasan: Berisi argumen, analisis teori, dan solusi yang ditawarkan.
Penutup: Kesimpulan dan saran.
Dalam menulis karya ilmiah, ada beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari agar tulisan lebih berkualitas. Salah satunya adalah pemilihan judul yang terlalu umum, sehingga kurang spesifik dan jelas. Selain itu, tulisan yang bertele-tele juga dapat mengurangi efektivitas penyampaian pesan, sehingga penting untuk menggunakan kalimat yang ringkas dan langsung ke inti masalah. Jika SahabatKK mengusung ide inovatif, pastikan mekanismenya dijelaskan secara rinci agar lebih kredibel dan tidak hanya terdengar menarik secara teori. Penggunaan AI juga perlu dilakukan secara bijak. AI memang dapat membantu, tetapi sebaiknya tidak sekadar menyalin hasilnya tanpa pemahaman lebih lanjut. Terakhir, pencantuman sitasi merupakan hal yang wajib dalam penulisan akademik. Gunakan footnote atau bodynote agar sumber yang digunakan tetap kredibel dan terhindar dari plagiarisme.
Dengan memahami langkah-langkah ini, SahabatKK bisa menulis karya ilmiah dengan lebih percaya diri!