Sumber gambar: sarahl.com
Konsep ini terdiri dari 6 tingkatan pertimbangan yang bisa kita pikirkan sebelum membeli sebuah barang. Contohnya, apabila tidak bisa menggunakan apa yang dimiliki (use what you have), maka kita bergerak ke tingkat atasnya lagi untuk dijadikan pertimbangan. Menarik bukan? Yuk cari tahu lebih lanjut tentang setiap tingkatannya!
Use what you have (gunakan apa yang kamu punya)
Coba cek lemari atau gudang, siapa tahu ada yang bisa dipakai sebagai alternatif. Kamu juga bisa memadupadankan (mix and match) barang-barang yang sudah ada menjadi tampilan baru. Tidak mengikuti tren sebentar tidak apa-apa, yang penting dompet aman.
Borrow (pinjam)
Apalagi untuk barang yang mungkin hanya akan kamu pakai beberapa kali atau untuk acara tertentu seperti pentas, lomba, atau acara keluarga. Pastikan kamu menjaga barangnya baik-baik dan tidak lupa untuk mengembalikan barangnya ya!
Swap (barter/tukar)
Kalau ada barang yang kamu ingin keluarkan dari lemari lalu kebetulan ada teman yang punya barang yang kamu mau dan dia lagi cari barang kamu, lebih baik bertukar atau barter saja. Seperti zaman dulu atau masa kecil saat bertukar kertas binder, barter bisa jadi solusi untuk mendapat barang yang kamu inginkan dengan barang yang kamu mau ‘lepas’. Sekali mendayung, 2-3 pulau terlampaui!
Thrift (membeli second/bekas)
Data dari YouGov (dalam Rizqiyah, 2023) menyebutkan bahwa dalam setahun, sedikitnya satu pakaian terbuang oleh 66% masyarakat dewasa di Indonesia. Yang lebih mengejutkan lagi, setelah hanya dipakai sekali, 3 dari 10 orang Indonesia mengaku pernah membuang pakaian. Coba bayangkan berapa banyak sampah pakaian yang sudah ada di sekeliling kita.
Daripada terbuang sia-sia, kita bisa memilih untuk ‘mengadopsi’ barang-barang bekas dan layak pakai tersebut. Apalagi dengan semakin menjamurnya thrift shop (toko barang bekas) di sosial media, e-commerce, dan toko luring yang membuat barang bekas layak pakai semakin terjangkau.
Make (membuat sendiri)
Asah kreativitas dengan membuat sendiri barang-barang yang diinginkan. Apabila kamu sedang ingin membeli tempat untuk meletakkan alat tulis di meja belajar, tidak ada salahnya untuk membuat sendiri dari kardus atau botol bekas. Dengan membuat prakarya DIY (Do It Yourself: lakukan sendiri), kita juga bisa melakukan kustomisasi melalui sentuhan-sentuhan personal di hasil karya tangan kita sendiri.
Buy (membeli)
Kalau 5 tahapan di atas tidak memungkinkan untuk dilakukan di situasi kamu, beli barang yang kamu inginkan, namun tetap dengan mempertimbangkan beberapa hal;
Apakah harganya masuk ke kantong di kala kamu punya kebutuhan lain?
Apakah kualitas bahannya bisa bertahan lama sehingga kamu tidak harus membeli barangnya berkali-kali?
Apakah barangnya bisa multi fungsi jadi kamu bisa pakai untuk kebutuhan berbeda?
Bagaimana SahabatKK? Semoga poin-poin di atas bisa dijadikan pertimbangan kamu sebelum memutuskan untuk checkout. Daripada jadi boros berkedok ‘kebutuhan’ atau ‘self reward’, yuk kita jadi lebih mindful saat menggunakan uang! Semoga bermanfaat :)
Sumber:
Rizqiyah, A. (2023). Sampah Pakaian Makin Banyak, Saatnya Sudahi Konsumsi Fast Fashion. GoodStats. https://goodstats.id/article/sampah-pakaian-makin-banyak-saatnya-sudahi-konsumsi-fast-fashion-Bx10s